Review film Imperfect


 

Judul Film : “IMPERFECT : Karier, Cinta, & Timbangan”

 

Sutradara : Ernest Prakasa

 

Produser : Chand Parwez Servia dan Fiaz Servia

 

Skenario : Ernest Prakasa dan Meira Anastasia

 

Durasi : 113 menit

 

Genre : Film Komedi

 

Dirilis : 19 Desember 2019

Pemain : 

• Jessica Mila sebagai Rara 
• Reza Rahadian sebagai Dika  
• Yasmin Napper sebagai Lulu 
• Shareefa Daanish sebagai Fey, sahabat Rara 
• Karina Suwandi sebagai Debby, Ibu Rara dan Lulu 
• Dewi Irawan sebagai Ratih, Ibu Dika 
• Clara Bernadeth sebagai Marsha, cewek yang kurang suka dengan lulu 
• Boy William sebagai George, pacar Lulu 
• Dion Wiyoko sebagai Kelvin, Bos Rara  
• Karina Nadila sebagai Irene 
• Devina Aureel sebagai Wiwid
• Ernest Prakasa sebagai Teddy, sahabat Dika 
• Kiki Narendra sebagai Hendro 
• Kiky Saputri sebagai Neti 
• Zsazsa Utari sebagai Maria 
• Aci Resti sebagai Prita 
• Neneng Wulandari sebagai Endah
• Diah Permatasari sebagai Nora 
• Wanda Hamidah sebagai Magda 
• Olga Lydia sebagai Monik 
• Uus sebagai Ali 
• Tutie Kirana sebagai Melinda 
• Asri Welas sebagai Siska 
• Sky Tierra Solana sebagai Vina 
• M. Fairel Khalif Ramadhan sebagai Gugun 
• Yusuf Ozkan sebagai Edo

 

Jelaskan apa yang terjadi di film?

Film Imperfect merupakan film yang mengangkat isu bullying dan body shaming. Meskipun isu yang dibawakan terbilang cukup berbobot, film ini dikemas dengan genre komedi percintaan sehingga tidak membutuhkan keseriusan yang tinggi ketika menonton. Beberapa tahun ini, isu tersebut marak diperbincangkan di media sosial dan seringkali mengarah pada kaum perempuan, seperti yang terjadi pada Rara tokoh utama dalam film tersebut. Mayoritas orang menilai bahwa idealisme kecantikan itu dilihat dari postur tubuh ramping, tinggi, dan kulit putih. Ketika memiliki tubuh seperti Rara yang tidak masuk dalam kriteria tersebut, maka akan menjadi bahan cemoohan. Kisah tersebut memang seringkali terjadi di kehidupan nyata, tetapi bukan berarti tindakan tersebut dapat dinormalisasikan.

 

imperfect ini Menceritakan Rara (Jessica Mila) yang terlahir gemuk dan sawo matang mengikuti gen ayahnya. Berbeda dengan adiknya, Lulu (Yasmin Napper), yang lahir mengikuti gen ibunya, Debby (Karina Suwandi) dengan tubuh bak model. Sehari-hari, Rara tebal kuping atas apa yang diucapkan orang-orang kepadanya. Ditambah, sang kekasih, Dika (Reza Rahadian) yang mencintai apa adanya. Suatu hari, Rara berpeluang untuk naik jabatan di kantornya, perusahaan kosmetik. Adanya empat karakter anak kost cewek di rumah Ibu Ratih (Dewi Irawan) alias ibu Dika, membuat film Imperfect tampil fresh. Mereka adalah Neti (Kiky Saputri), Maria (Zsazsa Utari), Prita (Aci Resti), dan Endah (Neneng Wulandari). Kehadiran mereka kerap ditunggu penonton karena selalu berhasil hadirkan gelak tawa. Lalu, ada Teddy (Ernest Prakasa) sebagai sahabat Dika juga menambah film ini lebih menggelitik dengan komedi khas Ernest soal keberagaman. Ada juga geng preman kampung yang digawangi oleh Ali (Uus). Meski kadang garing, komedi yang mereka lontarkan ngena di hati. Kemudian ada geng kantor yang modis, dan kadang absurd juga tampil natural dan nyata. Ditambah geng sosialita yang kepo, seperti ibu-ibu yang kita temui dalam keseharian.

 

Makna yang ingin di sampaikan 

Film ini menyadarkan kita untuk lebih bersyukur dan sadar dengan potensi yang kita miliki. Enggak boleh terlalu terfokus pada fisik, tapi juga pada hal lain yang berguna untuk orang lain. Dan juga bersyukur saat di sekitar kita ada orang-orang yang mau menerima kita apa adanya

 

Kelebihan Film

Melihat realita sekarang ini, dimana masyarakat selalu menjadikan fisik seorang perempuan sebagai objek lelucon, objek penilaian baik buruknya, dan layak tidaknya. Film ini memberikan gambaran luas mengenai cara menerima fisik kita, apapun bentuknya. Mengajak kita untuk bersyukur dan memberi pesan bahwa tidak selamanya menjadi cantik berdasarkan standarisasi masyarakat, itu kemudian memberikan jaminan kebahagiaan seseorang. Selain itu fim ini mengajak kita untuk merakyat. Dimana dalam film ini Rara menjadi seorang pengajar tanpa upah untuk anak-anak jalanan yang tidak mendapat kesempatan untuk merasakan nikmatnya pendidikan di bangku sekolah formal. Menjadi manusia yang peduli dengan lingkungan sosial.

Kekurangan Film 

Menurut saya, kekurangan film ini pada penyajiannya. Rara besar dalam keluarga yang serba berkecukupan, meskipun keluarganya juga ikut terlibat dalam tindakan body shaming. Namun, Rara tetap mendapatkkan dukungan materi. Rara bisa merubah segalanya dengan cepat kalau ia mau. Bagaimana jika seseorang yang tidak seberuntung Rara misalnya. Hidup dalam keluarga sederhana ditambah lagi streotype lingkungan masyarakat. Bullying yang didapati tentu bakal seperti ini, “Sudah jelek, miskin lagi!”. Hal-hal seperti ini yang kurang dipikirkan oleh sutradara dalam membuat film ini. Karena kita tidak bisa memungkiri bahwa konstruk masyarakat sangatlah kuat.

 

Body shaming dapat terwujud dalam tiga hal, di antaranya mengkritik penampilan diri sendiri melalui penilaian atau perbandingan dengan orang lain, mengkritik penampilan orang lain di depan mereka dan mengkritik penampilan orang lain tanpa sepengetahuan mereka. Body shaming merupakan bentuk perilaku atau tindakan mengkritik fisik, penampilan atau citra secara negatif kepada diri sendiri maupun orang lain. Body shaming termasuk ke dalam tindakan perundungan secara verbal yang berdampak pada psikologis seseorang berupa timbulnya rasa cemas, minder atau kecenderungan menutup diri dari sosial, hilangnya rasa

percaya diri, hingga depresi. 

 


Komentar